Senin, 02 Desember 2013

MAKALAH : Commonwealth Australia

Commonwealth australia

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang


Salah satu bentuk diawalinya pemerintahan demokrasi di Australia adalah adanya Australian Colonies Government Act. Dalam Undang-undang-undang ini setiap koloni diberi kebebasan untuk memilih sistem pemerintahan sesuai dengan keinginan masing-masing. Setiap koloni juga boleh menentukan sistem perwakilan yang mereka kehendaki, menetapkan batas-batas kewenangan dan kekuasaan Gubernur, menetapkan jenis pajak serta penggunaan uangnya.
Namun di sisi lain adanya Australian Colonies Government Act ini justru membuka peluang untuk timbulnya perpecahan diantar koloni itu sendiri. Kebebasan untuk mengatur sendiri pemerintahan koloni mereka jadikan untuk membuat pemerintahan sendiri. Negara pertama yang melakukan pemisahan diri adalah New South Wales pada tahun 1855. Kemudian disusul oleh Victoria pada tahun, Tasmania, dan Australia Selatan pada tahun 1856. pada tahun 1859, Queensland memisahkan diri dari New South Wales dan melaksanakan pemerintahan sendiri. Dan pada tahun 1890, Australia Barat melaksanakan pemerintahan sendiri. Sebelum memutuskan untuk membentuk pemerintahan sendiri ternyata koloni-koloni tersebut belum memikirkan secara matang, kesulitan ataupun masalah-masalah yang akan timbul sebagai konsekuensi dari otonomi tersebut. Namun semakin lama koloni-koloni itu berkembang sendiri semakin terasa pula kesulitan-kesulitan yang timbul dalam pemerintahan yang otonom itu. Pada tahun 1847 Earl Grey ,menteri urusan jajahan pada saat itu menyadari perlunya penanganan kepentingan bersama di antara koloni-koloni yang pada akhirnya membentuk Commonwealth of Australia.



B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan, Yaitu
1. Apa faktor-faktor pendorong munculnya gerakan federasi?
2. Apa usaha pemerintah Australia dalam mewujudkan federasi Australia?







BAB II
PEMBAHASAN


I. Faktor-faktor pendorong Gerakan Federasi

Ketika dikeluarkannya Australian Colonies Government Act, oleh pemerintah Inggris, di Australia telah berdiri empat koloni yang terpisah satu sama lain. Dengan dinyatakannya secara eksplisit bahwa Victoria dipisahkan dari New South Wales, maka jumlah koloni yang berdiri sendiri bertambah menjadi lima. Koloni-koloni yang berdiri sendiri ini sama sekali tidak memikirkan hubungan dengan koloni lainnya. Namun seiring berjalannya waktu mereka terpaksa untuk menyadari betapa pentingnya memikirkan kerjasama tersebut, yang secara eksplisit disebut federasi.

a Faktor Politik

             Munculnya kekuatan Eropa lainnya di wilayah Pasifik,yaitu Jerman di Irian Timur Laut, kepulauan Marshall, Solomon, dan Mariana, serta Perancis di Hebrides dirasakan sebagai ancaman bersama oleh orang-orang koloni di Australia. Pada tahun 1883 Queensland bertindak atas wilayah Irian Timur bagian Tenggara karena takut didahului oleh Jerman. Seluruh koloni di Australia mendukung tindakan tersebut, walaupun Inggris pada mulanya tidak menyetujui tindakan tersebut. Dukungan koloni-koloni itu terhadap Queensland sudah menunjukkan bahwa mereka sudah mulai menyadari perlunya tindakan bersama atas munculnya musuh bersama.




b Faktor Sosial

                 Munculnya faktor sosial ini didorong oleh adanya faktor politik. Sebenarnya harus diakui bahwa ancaman langsung terhadap koloni-koloni itu tidak ada. Namun di koloni-koloni itu telah muncul Common inconveniences atau ketidaksenangan bersama. Sejak tahun 1850 hingga tahun 1900, common inconveniences itu semakin dirasakan. Tidak ada satupun koloni di Australia itu yang menghendaki terjadinya percampuran ras di koloni mereka. Mereka berpikiran bahwa Australia itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang berkulit putih. Pada tahun 1850-an terjadilah apa yang disebut Gold Rush, terutama di New south Wales dan Australia selatan yang menghendaki imigran Cina untuk keluar dari wilayahnya, namun kebijakan itu tidak konsisten sebab tidak lama setelah itu mereka memperbolehkan orang-orang Cina untuk masuk kembali ke wilayah mereka. Ketika Queensland melarang orang-orang Cina untuk masuk ke wilayah mereka maka Australia Selatan dan Australia Barat membutuhkan tenaga imigran Cina sebagai pekerja bagi pembangunan wilayah pedalaman.

c Faktor ekonomi


Dalam tahun 1880-an industri di Sidney dan Melbourne mulai mencari pasar di luar batas-batas wilayahnya. Industri makanan di Sydney memerlukan perluasan pemasaran di Melbourne, namun terhalang oleh ketentuan tentang tarif di Victoria. Begitu juga sebaliknya industri makanan dan tekstil di Melbourne juga memerlukan pasar di Sidney dan Adelaide, akan tetapi terpaksa dijual mahal di Sydney karena mahalnya harga ongkos angkut barang-barang Victoria yang menggunakan kereta api New South Wales. Hal ini menjadi inspirasi bagi munculnya pemikiran untuk melakukan gerakan federasi. Selain itu dorongan untuk bersatu juga datang dari organisasi para pekerja yang disebut Trade Union. Mereka menghendaki adanya keseragaman terhadap tenaga kerja Cina , jumlah jam kerja per hari, serta perlindungan atas hak-hak mereka.


II. Usaha Pemerintah dalam mewujudkan federasi Australia
Pada tahun 1870-an dan 1880-an dalam Intercolonial Conference yang diselenggarakan pada tahun 1880, Henry Parkes menyarankan pembentukan Federal Council untuk menghadapi semua masalah yang dihadapi koloni dan untuk memikirkan penyatuan semua koloni itu. Ide itu memberikan pengaruh yang kuat. Pada tahun 1885 pemerintah Inggris mengeluarkan satu Undang-undang yang mengijinkan keenam koloni di Australia bersama New Zealand dan Fiji membentuk Federal Council of Australia. Tiap koloni, dan New Zealand serta Fiji berhak mengirimkan satu wakil.

           Henry Parkes sendiri tidak mendukung Federal Council tersebut bahkan mempengaruhi New South Wales agar tidak ikut melibatkan diri didalamnya. Parkes berpendapat bahwa dewan ini tidak memiliki kekuatan yang nyata dan hanya akan menghalangi pembentukan Parlemen Federal yang sesungguhnya. Henry Parkes kembali ke rencananya semula. Dalam pidato yang bersejarah di Tenterfield Parkes mengingatkan orang-orang Australia akan bahaya yang bisa timbul dari dalam maupun dari luar sebagai akibat terpecah-pecahnya Australia menjadi beberapa koloni yang berdiri sendiri. Parkes juga menyatakan bahwa sudah waktunya untuk membentuk parlemen dan Pemerintahan Australia. Sehingga pada tahun 1890 di adakan pertemuan kepala-kepala pemerintah dari seluruh koloni di Melbourne. Dalam pertemuan itu mereka memutuskan akan mengadakan konvensi federal Australia:
 
1. Konvensi pertama ( tahun 1891)

        Dalam pertemuan ini setiap parlemen koloni akan mengirimkan utusan sebanyak tujuh orang termasuk parlemen New Zealand. Konvensi federal yang pertama ini ditugaskan menyusun sistem pemerintahan atau konstitusi Australia, lalu menyampaikan pada setiap koloni untuk pengesahan. Konvensi berhasil menyelesaikan tugasnya, namun ketika rancangan konstitusi itu disampaikan kepada parlemen masing-masing koloni, mulai timbul pertentangan-pertentangan yang cukup tajam. Victoria menolak kehadiran New Zealand dalam federasi. Dalam parlemen New South Wales pada waktu itu terdapat tiga kelompok yaitu kelompok yang menganut perdagangan bebas, kelompok proteksionis dan kelompok buruh. Kelompok-kelompok ini memperebutkan kekuasaan dan kemenangan program partai atau kelompoknya, sehingga masalah federasi Australia diabaikan. Dengan demikian pengesahan konstitusi federal hasil konvensi pertama ditangguhkan.

          Melihat hal itu rakyat mulai ikut campur tangan diberbagai koloni kemudian terbentuk liga federal. Mereka melakukan suatu gerakan yang didukung oleh Australia Natives Association (ANA), yaitu organisasi orang-orang yang dilahirkan di Australia. Dr .John Quick, seorang anggota terkemuka dari liga federal itu berkampanye untuk penyusunan konstitusi baru dan mengusulkan agar konsep baru tersebut di putuskan oleh rakyat secara langsung. Ide Quick tersebut dijadikan sebagai pedoman, antara lain :

          Dorongan kearah federasi itu hendaknya berasal dari rakyatØ
 Konstitusi baru hendaknya disusun oleh suatu konvensi yang anggota-anggotanya dipilih langsung oleh rakyat
.Konsep ( Draft ) konstitusi itu selanjutnya diserahkan kepada rakyat untuk diterima atau ditolak.

            Jika konstitusi itu telah di terima di dua atau lebih koloni, makaØ hendaknyalah konstitusi itu disahkan oleh parlemen Inggris (Imperial parlement ) sebagai hukum yang berlaku untuk seluruh koloni.Lama kelamaan para politisi mulai tertarik lagi untuk melakukan gerakan federasi. Parkes yang pada saat itu telah berusia 80 tahun di gantikan oleh Edmund Barton sebagai pemimpin federasi tersebut. Sementara rakyat terus berjuang dan ahhirnya pemerintah tiap koloni menyetujui di adakannya konvensi kedua.



2. Konvensi kedua ( 1797-1798)

           Konvensi ini dihadiri oleh wakil-wakil koloni yang setiap koloni kecuali  Queensland, mengirim 10 orang. Dalam konvensi kedua ini, rancangan konstitusi yang disusun dalam konvensi pertama dilengkapi dan disempurnakan sehingga mencapai bentuk dan isi yang diharapkan pada masa itu. Masalah utama yang harus dipecahkan dalam konvensi ini adalah seberapa besar kekuasaan yang harus diserahkan kepada pemerintah sentral atau pemerintah federal.
Konvensi memutuskan sistem pemerintahan dimana pemerintah federal memegang kekuasaan atas hal-hal tertentu, yaitu pertahanan, bea dan cukai, hubungan luar negeri, perdagangan luar negeri, pos dan telegraf, imigrasi dan pelayaran. Konvensi juga menetapkan nama federasi yang akan dibentuk yaitu “Commonwealth of Australia”.

3. Mengadakan Referendum

Langkah selanjutnya adalah mengadakan referendum di seluruh koloni untuk meminta pendapat rakyat terhadap konstitusi yang telah diputuskan dalam konvensi kedua kecuali di New South Wales, untuk persetujuan hanya di butuhkan suatu mayoritas sederhana. Untuk New South Wales kondisi yang ditetapkan adalah persetujuan didukung oleh paling sedikit 80.000 suara.

a. Referendum Pertama (1898)

Pada tahun 1898 di selenggarakan referendum di Victoria, Australia Selatan, Tasmania, dan New South Wales. Queensland menunda pelaksanaan referendum.
Adapun hasil dari referendum tersebut adalah :

Nama koloni Suara yang setuju Suara yang menolak
Victoria
Australia selatan
Tasmania
New south Wales 100.520
35.800
11.797
71.595 22.099
17.320
2.716
66.228
Jumlah : 219.712 108.363

Dari tabel di atas dapat di tarik kesimpulan :
• Victoria , Australia Selatan menyetujui sistem pemerintahan sebagaimana digariskan dalam konsep konstitusi yang di hasilkan oleh konvensi kedua.
• Mayoritas rakyat di empat koloni menghendaki sistem pemerintahan baru dalam bentuk federasi.
• Sekalipun mayoritas dari ke empat koloni itu menghendaki sistem pemerintahan baru itu, namun referendum ini tergolong gagal karena New South Wales tidak berhasil mencapai jumlah dukungan yamg di tetapkan. New South Wales menginginkan beberapa amandemen terhadap konstitusi yang baru itu. New South Wales menuntut suatu janji bahwa Ibu kota commonwealth of Australia berada didalam wilayahnya. Koloni- koloni yang lain merasa bahwa federasi tanpa New South Wales adaah suatu yang masuk akal. Setelah amandemen di setujui kemudian di lakukan lagi referendum yang kedua pada tahun 1899.
b. Referendum Kedua ( 1899 )
Referendum kedua ini di hadiri oleh lima koloni , adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
Nama Koloni Suara yang Setuju Suara yang menolak
Victoria
Australia Selatan
Tasmania
New South Wales
Queensland 13.437
65.990
152.653
107.420
38.488 791
17.053
9.805
82. 741
30.996
Jumlah 377.988 141.386

Hasil referendum kedua ini dapat di simpulkan :
• Mayoritas penduduk di lima koloni menyetujui federasi dengan konstitusi yang sudah mendapat amandemen
• Jumlah suara yang setujui di New South Wales melebihi jumlah yang di tentukan, sehingga referendum ini berhasil.

Tanpa menunggu Australia Barat, kelima kolompok mengirimkan rancangan konstitusi federasi itu ke Inggris untuk disahkan oleh parlemen Inggris. Undang-undang itu disebut Australian Commonwealth Act.






KESIMPULAN

Ketika dikeluarkannya Australian Colonies Government Act, oleh pemerintah Inggris, di Australia telah berdiri empat koloni yang terpisah satu sama lain. Dengan dinyatakannya secara eksplisit bahwa Victoria dipisahkan dari New South Wales, maka jumlah koloni yang berdiri sendiri-sendiri bertambah menjadi lima. Koloni-koloni yang berdiri sendiri ini sama sekali tidak memikirkan hubungan dengan koloni lainnya. Namun seiring berjalannya waktu mereka terpaksa untuk menyadari betapa pentingnya memikirkan kerjasama tersebut, yang secara eksplisit disebut federasi.
Pada tahun 1870-an dan 1880-an dalam Intercolonial Conference yang diselenggarakan pada tahun 18880, Henry Parkes menyarankan pembentukan Federal Council untuk menghadapi semua masalah yang dihadapi koloni dan untuk memikirkan penyatuan semua koloni itu. Ide itu memberikan pengaruh yang kuat. Pada tahun 1885 pemerintah Inggris mengeluarkan satu Undang-undang yang mengijinkan keenam koloni di Australia bersama New Zealand dan Fiji membentuk Federal Council of Australia. Tiap koloni, dan New Zealand serta Fiji berhak mengirimkan satu wakil.
Henry Parkes sendiri tidak mendukung Federal Council tersebut bahkan mempengaruhi New South Wales agar tidak ikut melibatkan diri didalamnya. Parkes berpendapat bahwa dewan ini tidak memiliki kekuatan yang nyata dan hanya akan menghalangi pembentukan Parlemen Federal yang sesungguhnya. Henry Parkes kembali ke rencananya semula. Dalam pidato yang bersejarah di Tenterfield Parkes mengingatkan orang-orang Australia akan bahaya yang bisa timbul dari dalam maupun dari luar sebagai akibat terpecah-pecahnya Australia menjadi beberapa koloni yang berdiri sendiri. Parkes juga menyatakan bahwa sudah waktunya untuk membentuk parlemen Australia dan Pemerintahan Australia. Sehingga pada tahun 1890 diadakan pertemuan kepala-kepala pemerintah dari seluruh koloni di Melbourne. Dalam pertemuan itu mereka memutuskan akan mengadakan konvensi federal Australia. Langkah selanjutnya adalah mengadakan referendum di seluruh koloni untuk meminta pendapat rakyat terhadap konstitusi yang telah diputuskan dalam konvensi kedua.kecuali di New South Wales, untuk persetujuan hanya dibutuhkan suatu mayoritas sederhana. Untuk New South Wales kondisi yang ditetapkan adalah persetujuan didukung oleh paling sedikit 80.000 suara.





DAFTAR PUSTAKA

Anggota IKAPI. 1989. Sejarah Australia. Bandung : TARSITO


RESUME : Strategi Belajar Mengajar

A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

B. Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar

          Menurut Tabrani Rusyan dkk., terdapat berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Konsep dasar strategi belajar mengajar, 2. Sasaran kegiatan belajar, 3. Belajar mengajar sebagai suatu sistem, 4. Hakekat proses belajar, 5. Entering behavior siswa, 6. Pola-pola belajar siswa, 7. Memilih sistem belajar mengajar, 8. Pengorganisasian kelompok belajar, 9. Pengelolaan atau implementasi proses belajar mengajar.
C. Hakikat, Ciri, dan Komponen Mengajar

           Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah ”perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi sebagai berikut:

1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu

2. Ada suatu prosedur (jalan interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus

4. Ditandai dengan aktivitas anak didik

5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing

6. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin

7. Ada batas waktu
8. Evaluasi.

        Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.

1. TUJUAN. Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa.

2. BAHAN PELAJARAN. Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik.


3. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR. Kegaiatan belajar mengajar adalah ini kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

4. METODE. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

5. ALAT. Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.

6. SUMBER PELAJARAN. Belajar mengajar, telah diketahui, bukanlah berproses dalam kehampaan, tetapi berproses dalam kemaknaan, di dalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam proses belajar mengajar. Sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.

7. EVALUASI. Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sedangkan menurut Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Pada dasarnya, hal terpenting dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah bagaimana seorang guru mampu menyampaikan informasi dengan baik –selanjutnya disebut sebagai gaya mengajar. Begitu juga, bagi siswa harus dapat menerima informasi yang disampaikan oleh gurunya secara baik pula –yang selanjutnya saya sebut sebagai gaya belajar. Chatib (2009:100-101) menjelaskan pada dasarnya gaya mengajar adalah strategi transfer informasi yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Sedangkan gaya belajar adalah bagaimana sebuah informasi dapat diterima dengan baik oleh siswa.

           Conner (2008:1) menyatakan bahwa gaya belajar siswa mengacu pada cara siswa memilih untuk menerima atau memproses informasi baru. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Beberapa siswa mungkin menemukan bahwa mereka memiliki pilihan gaya belajar atau cara menyelesaikan masalah dengan gaya belajar yang lain. Siswa lain mungkin menemukan bahwa mereka menggunakan gaya yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
Sebagai guru, perlu untuk mengetahui gaya belajar siswa. Guru harus mampu membantu mereka untuk memaksimalkan dan menggunakan gaya belajar mereka, dan mengembangkan kemampuan yang kurang dominan. Dengan demikian, guru perlu menyampaikan informasi dengan menggunakan gaya mengajar yang berbeda. Dengan adanya variasi dalam menyampaikan informasi kepada siswa secara keseluruhan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan lebih cepat, terutama jika metode mengajar yang dipilih digunakan lebih cocok gaya belajar yang disukai mereka. Selain itu, siswa bisa belajar dengan cara lain, tidak hanya dalam gaya yang disukai mereka. (Silvana, 2010)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Howard Gardner, ternyata gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Oleh karena itu, seharusnya setiap guru memiliki data tentang gaya belajar siswanya masing-masing. Kemudian, setiap guru harus menyesuaikan gayanya dalam mengajar dengan gaya belajar siswanya yang diketahui dari Multiple Intelligences Research (MIR).
Sebuah gaya belajar siswa dinilai atau diriset sebelum proses pembelajaran dimulai, dan hasilnya digunakan untuk mengarahkan siswa melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajarnya (Keller, 2010). Apabila seseorang diriset dengan MIR, maka akan terbaca kecenderungan kecerdasan dan gaya belajarnya, mulai dari skala tertinggi sampai terendah. Hasil MIR ini merupakan data yang sangat penting untuk diketahui oleh guru dan siswanya. Setiap guru akan masuk ke dunia siswa sehingga siswa merasa nyaman dan tidak berhadapan dengan risiko kegagalan dalam proses belajar. Hal ini menurut Bobbi DePorter dinamakan sebagai asas utama quantum learning, yaitu masuk ke dunia siswa.

          Berpijak pada konsep keragaman gaya belajar dan perbedaan tingkat kecenderungan multiple intelligence siswa mengenai adanya perbedaan individual, kiranya penting untuk diperhatikan bagi para guru untuk memahami keragamaan gaya belajar siswa ini. Dengan demikian, diharapkan setiap individu siswa dapat belajar secara menyenangkan, karena model pembelajarannya didesain berlandaskan pada gaya belajar dan kecerdasan yang ada pada masing-masing siswa.


RESUME : Perkembangan budaya dan Agama islam

RESUME
PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM
MATA KULIAH
SEJARAH INDONESIA 3
Description: STKIP.jpg
OLEH :
                                       Nama : Masriansyah
                                       NPM   : 3010075
                                       Kelas/smt : 3/D
                                       Prodi  : Pendidikan Sejarah
                                 
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

TAHUN 2012
KATA PENGANTAR



          Alhamdulillah, Puji  dan  syukur  kami  panjatkan  Kehadirat  ALLAH SWT yang telah  melimpahkan  rahmat,  taufiq,  dan Hidayahnya,  sehingga Penulis dapat menyelesaikan RESUME ini dengan baik.
            Sholawat  serta  salam, semoga  tetap  tercurahkan  kepada  Rasulullah SAW sebagai nabi akhir zaman yang menyempurnakan agama islam.
                        Makalah ini telah disusun  berdasarkan  literatur – literatur  yang  ada.Memang tak ada gading yang tak retak,namun kami berharap semoga isi dari resume mata kuliah ‘’sejarah indonesia 3’’ ini  dapat dipahami dan memberikan manfaat bagi  kita semua. Oleh Karena itu,kami mengharapkan adanya saran dan nasehat supaya menjadikan ini sebagai masukan kepada kami agar lebih baik untuk kedepannya.

                                                                                                       Penyusun


Perkembangan agama dan Kebudayaan islam

A.      Saluran-saluran islamisasi

1.      Golongan pembawa dan penerima islam

            islam masuk ke indonesia pada abad ke-13,itu didasarkan pada dugaan akibat keruntuhan dinasti Abbasiah oleh hulagu pada tahun 1258.pendapat ini diperkuat oleh bukti berita marcopolo pada tahun 1292,berita ibnu Daerah kekuasaan Islam pada perkembangan sebelumnya makin sempit. Karena pada awalnya perluasan agama Islam dilakukan dengan cara berperang. Mengingat perkembangan sebelumnya, pada masa berikutnya perluasan Islam dilakukan dengan cara damai. Yaitu dengan cara melakukan perdagangan. Melalui perdagangan inilah agama Islam masuk ke wilayah Indonesia. Agama Islam masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke-7 M dan pada abad ke-13 M membentuk kerajaan-kerajaan Islam.  Agama dan kebudayaan Islam berkembang sangat pesat di wilayah Indonesia. Berawal dari masyarakat pesisir pantai, agama dan kebudayaan Islam dikembangkan ke daerah pedalaman. Perkembangan di daerah ini, ditujukan kepada kalangan istana, yaitu raja, keluarga raja dan kaum bangsawan. Apabila raja telah masuk islam, maka rakyat mengikuti jejaknyabatuttah abad ke-14,serta nisan-nisan kubur sultan malik as-saleh pada tahun 1297.di antara ahli-ahli itu ada juga yang berpendapat bahwa kedatangan islam hingga terbentuknya masyarakat muslim di indonesia pada abad ke-13 disebabkan oleh masa arus penyebaran dan kedatangan ajaran tassawuf.


            Pendapat para ahli tentang negeri asal serta golongan-golongan masyarkat muslim yang memperkenalkan agama islam kepada bangsa indonesia itu juga berbeda-beda.ahli-ahli yang memberi tafsiran Ta-shih seperti dikatakan dalam berita cina pada abad ke - 7,adalah orang-orang arab.mengambil kesimpulan bahwa orang-orang muslim yang datang ke indonesia itu adalah langsung dari negeri-negeri arab.akan tetapi,sebagai ahli C.snouk Hurgronje berpendapat bahwa orang-orang islam yang datang dan menyebarkan agamanya ke indonesia pertama-tama indonesia tidak langsung dari negeri arab,mereka adalah orang-orang islam dari india bukti-bukti hubungan langsung antara indonesia dengan arab baru terjadi pada masa kemudian.Contohnya adalah hubungan utusan dari mataram dan banten ke mekkah pada pertengahan abad ke-17.
            Apabila pembawa islam ke indonesia pada masa-masa permulaan itu adalah golongan pedagang.jelaslah yang menjadi pendorong utama untuk berkunjung ke indonesia ialah faktor ekonomi perdagangan.hal itu sesuai pula dengan masa perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional antara negeri-negeri dibagian barat,tenggara dan timur asia.kedatangan pedagang-pedagang muslim seperti halnya dengan pedagang sejak samudera pasai dan malaka sudah menjadi pusat kerajaan islam dan hubungannya sudah banyak pula dengan daerah-daerah lain di indonesia.oleh karena itu,orang-orang indonesia dari pusat-pusat islam itu sendiri menjadi pembawa dan penyebar agama islam ke daerah-daerah dikepulauan indonesia.
            Beberapa data mengenai monopoli dan perdagangan serta bangsawan yang memiliki kapal-kapal dan saham,kita ketahui mengenai raja aceh yang memegang monopoli perdagangan beras yang ditandatangani tumenggung kendal dan tegal.penguasa-penguasa di makassar mempunyai agennya di banda dalam perdagangan rempah-rempah.
            Orang –orang kaya,sri maharaja indera dan syahbandar gresik Mereka itu kesemuanya adalah pemilik-pemilik kapal dan melakukan perdagangan .
            Sudah dikatakan bahwa kerika pusat-pusat kerajaan indonesia – hindu.sriwijaya dan majapahit mengalami kekacauan politik,adipati-adipati pesisir berusaha melepaskan diri dan mengadakan hubungan dengan pedagang-pedagang muslim.
            Berdasarkan ceritatradisional dan babad-babad jawa,tokoh yang mendapat gelar wali dianggap sebagai pembawa dan penyebar agama islam di daerah-daerah pesisir.tidak semua wali yang tergolong wali sanga atau wali sembilan berasal dari negeri luar.bahkan bagian besar dari wali sanga,menurut cerita dan babad-babad ,wali sanga berasal dari tanah jawa sendiri.sunanbonang,sunan drajat adalah putera sunan ampel yang sebelumnya telah bertempat tinggal di kampung ampel denta (surabaya),sunan kalijaga disebut juga jakasyid adalah putera seorang tumenggung majapahit ,sunan giri adalah putra seorang putri balambangan dengan seorang muslim,dan ia adalah putera angkat nyai panatih,sunan gunung jati adalah putera rara santang atau syafirah.
            Apabila dikatakan bahwa pembawa atau penyebar agama islam hanya golongan tertentu,golongan rakyat umumnya dapat dipandang semata-mata sebagai penerima.meskipun demikian,karena islamisasi dilakukan melalui pendekatan dan penyesuaian dengan unsur-unsur kepercayaan yang telah ada sebelumnya,kejidupan keagamaan rakyat umumnya masih menunjukkan unsur-unsur pencampuran dengan unsur-unsur kepercayaan sebelumnya.



            2.saluran –saluran dan islamisasi

            Islamisasi melalui saluran perdagangan dipercepat oleh situasi dan kondisi pollitik beberapa kerajaan dimana adipati-adipati pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan pusat kerajaan yang sedang mengalami kekacauan dan perpecahan.mengenai islamisasi di pesisir utara jawa.tome pires menggambarkan nya dalam kutipan berikut :
            “kini saya ingin mulai menceritakan pate-pate muslim yang berada di pesisir,yang berkuasa di jawa dan mempunyai semua perdagangan karena mereka adalah penguasa-penguasa jungjung(kapal)dan rakyat.ketika di sana di sepanjang pesisir jawa masih belum musli”caffre” maka banyak pedagang berdatangan,orang - orang persi, arab, gurajat, benghali, malaya, dan jenis kebangsaan lainnya,yang diantaranya banyak muslim.
            Saluran islamisasi melalui perkawinan itu lebih menguntungkan lagi apabila terjadi antara saudagar,ulama,atau golongan lain.dengan anak bangsawan atau anak raja dan adipati.lebih menguntungkan karena status sosial-ekonomi ,terutama politik-politik raja,adiapti-adipati,dan bangsawan-bangsawan pada waktu itu turut mempercepat islamisasi.dalam cerita-cerita babad,hikayat,dan tradisi sering kita dapati data mengenai perrkawinan antara seseorang dengan pedagang atau golongan lainnya dengan anak bangsawan.dalam babad tanah jawa diceritakan tentang perkawinan putri campa dengan dengan seorang raja majapahit yaitu brawijaya;sedangkan ayah putri campa adalah seorang misionaris muslim yang kawin dengan ibunya.anak raja campa,yang semula bukan penganut agama islam maulana ishak datang di balambangan dan melakukan perkawinan dengan putri raja negeri tersebut yang kemudian melahirkan sunan giri.dalam babad tanah jawa itu juga diceritakan perkawinan antara raden rahmad atau sunan ngampel dengan nyai gede manila,putri tumenggung wilatika.dalam babad cirebon diceritakan perkawinan putri kawunganten dengan sunan gunung jati,babad tuban menceritakan tentang perkawinan antara raden ayu teja,putri aria dikara yang menjadi adipati tuban ,dengan syeh ngabdurahman.seorang arab muslim yang kemudian mempunyai anak laki-laki dengan gelar arab bernama seh jali atau jaleludin.
            Beberapa mesjid kuno mengingatkan kita kepada seni bangunan candi,menyerupai bangunan meru pada zaman indonesia-hindu.ukir-ukiran seperti mimbar ,hiasan lengkung polakamalakara,mihrab,bentuk beberapa mastaka atau memolo menunjukkan hubungan yang erat  dengan perlambang merit,kekayon gunungan atau gunung tempat kedewaan yang dikenal dalam cerita-cerita keagamaan hindu.beberapa ukiran pada mesjid kuno seperti di mantingan,sendang duwur,menunjukkan pola yang diambil dari dunia tumbuh-tumbuhan dan hewan yang diberi corak tertentu dan mengingatkan kepada pola-pola ukiran yang telah di kenal pada candi prambanan dan beberapa candi lainnya.
           
            B.Aliran-Aliran Islam
            1. Mazhab-mazhab
            Mazhab hukum dalam islam banyak sekali jumlahnya.namun,tidak semuanya mempunyai pengikut sampai sekarang,hanya beberapa saja di antaranya yang bertahan hingga saat ini,mazhab hukum yang terkenal dan masih berkembang hingga sekarang adalah hanafi,maliki,syafi’i,dan hambali.nama-nama tersebut berasal dari nama pendirinya,yaitu abu hanifah (wafat150 H / 767 M),malik bin annas (wafat 179 H/795 M) dan ahmad bin hambal (wafat 241 H/ 855M).di antara mazhab-mazhab tersebut,mazhab syafi’i mempunyai pengaruh besar terhadap kaum muslimin di indonesia.
Sekte-sekte
            Sekte-sekte dalam islam adalah mahzab-mahzab atau aliran-aliran yang timbul akibat perbedaan pendapat dalam bidang teologi (kalam atau ushuluddin).munculnya sekte-sekte itu juga tidak dapat dilepaskan dari pertikaian politik yang muncul pada zaman klasik islam.pada awal perkembangan islam di indonesia sekitar abad ke-13,di dunia islam terdapat dua sekte besar,yaitu sunni dan syi’ah.
           
C.Pemikiran islam dan pengaruhnya
Figh (syari’ah)
                                Syariah menitikberatkan pada lima dasar pokok islam,yaitu shahadat ,salat, zakat, puasa, dan haji.juga mengatur urusan perkawinan ,kekeluargaan ,warisan,perdagangan,dan kegiatan politik.dalam hal adat syari’ah memegang peranan penting.adat adalah aturan,kebiasaan,dan cara-cara pra islam yang lazim dianut atau dilakukan meskipun tidak seluruhnya selalu dapat disesuaikan dengan syari’ah.
                        Zakat yang juga merupakan dasar pokok islam yang wajib dilaksanakan oleh kaum muslimin indonesia dengan memberikan sedekah kepada orang-orang miskin,terutama zakat fitrah yang biasa dilkaukan pada akhir bulan ramadhan.di indonesia umumnya,bulan ramadhan disebut bulan puasa dan di jawa disebut dengan bahasa halus yaitu sasi syam atau saum.pada bulan itu dilakukan sembahyang tarawih setiap malam setelah sembahyang isya.orang-orang yang taat,selama satu bulan penuh benar-benar berpuasa,tidak makan-minumdan menahan segala hawa nafsu pada siang hari.dalam adat makuta alam dari zaman iskandar muda di aceh disebutkan tentang kurnia sultan pada hari sebelum puasa  kepada uleebalang yang tidak berwilayah.sembahyang pada hari raya puasa dan haji di masjid baiturrahman harus dihadiri oleh sultan.

Tasawuf
                        Telah dikatakan bahwa tasawuf merupakan salah satu saluran islamisasi yang penting di indonesia.kata tasawuf adalah bentuk dari masdar dari kata dasar suf yang artinya wol yang biasabnya dipakai sebagai jubah.oleh orang-orang yang menjalankan kehidupan mistik atau yang disebut sufi.kecuali itu,tasawuf sering dihubungkan dengan pengertian suluk yang juga berasal dari bahasa arab yang berarti perjalanan.oleh ahli-ahli tasawuf pengertian suluk digunakan untuk menggambarkan perjalananmistik,yaitu perjalanan menuju TUHAN yang dimulai dengan memasuki tarika atau perjalanan dibawah pimpinan seorang syekh dan akhirnya dengan usaha mencapai tingkat kejiwaan yang tertinggi menurut kemampuannya.

Tarekat
Ajaran tasawuf berhubungan erat dengan tarekat yang berasal dari kata thariqah,yaitu jalan yang ditempuh oleh kaum sufi dalam mendekatkan diri kepada TUHAN.thariqah kemudian mengandung arti organisasi.tiap tarekat mempunyai syekh ,upacar ritual,dan bentuk zikir sendiri.pada mulanya tempat tinggal syekh bersangkutanlah yang menjadi pusat kegiatan tarekat.tetapi kemudian didirikanperumahan sendiriyang disebut ribat.anggota tarekat terdiri dari dua kelompok,yaitu murid dan dan pengikut yang tinggal di dalam ribat sertya memusatkan ibadat,dan pengikut awam yang tinggal di luar serta tetap bekerja dalampekerjaan mereka sehari-hari,tetapi dalam waktu tertentu berkumpul di ribat untuk mengadakan latihan spiritual.


D.Lembaga pendidikan
1.pesantren dan kehidupannya
            Sungguhpun tidak ada bukti yang jelas adanya pesantren sebelum  berdirinya pesantren tegalsari,tidak berarti tidak ada santri yang tinggal sekian lama ditempat guru untuk memperdalam agama islam diwaktu itu.zainal abidin,raja ternate pertama yang beragama islam dikabarkan belajar agama islam di giri,mungkin dengan prabu satmata,yang disebut sebagai raja-ulama pertama giri.
            Dalam serat centhini,juga diceritakan tentang seorang tokoh yang bernama danadarma.ia mengaku telah belajar selama tiga tahun dikarang,banten yang letaknya mungkin disekitar gunung karang,sebelah barat pandeglang di bawah bimbingan syeh kadir jalena;mungkin maksudnya ia belajar ilmu yang dikaitkan sufi besarAbd Al-Qadir al-jailani.juga tokoh utama serat centhtini,jayengresmi alias Amongraga,belajar di paguron(perguruan)karang,di baawah bimbingan seorang guru arab bernama syaikh ibrahim bin abu bakar,yang lebih dikenal sebagai Ki Ageng karang.dari karang kemudian,dia pergi ke paguron besar lain di desa jawa timur,wanamartayang dipimpin oleh ki bajib pantura,di mana dia menunjukkan penguasaannya yang sangat mendalam atas kitab-kitab ortodoks.
            Dalam pengajaran yang memakai cara sorongan dan bandongan ini tidak ada pengulangan pelajaran ataupun pertanyaan yang diajukan oleh kedua belah pihak.dan setiap pelajaran dimulai dengan bab baru.semua pelajaran ini diberikan oleh kyai atau pembantunya di sebut badal (pengganti) atau qari (pembaca)yang terdiri dari satu senior.kenaikan tingkat ditandai dengan bergantinya kitab yang dipelajari.sementara itu,evaluasi dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan,apakah ia cukup menguasai bahan lalu dan mampu mengikuti pengajian kitab berikutnya.dalam mengikuti pelajaran,santri mempunyai kebebasan penuh.baik dalam kehadiran,pemilihan pelajaran,tingkat pelajaran,dan sikapnya dalam mengikuti pelajaran.masa belajar tidak ditentukan dan waktu tamat tidak dibatasi.santri yang telah merasa puas akan meninggalkan pesantren dan pulang ke masyarakat atau pergi ke pesantren lain untuk mencari keahlian tertentu.
              
               E. kesenian
               1. seni sastra
               Di atas bahwa telah dikatakan bahwa seni sastra islami telah berkembang di kerajaan aceh darussalam abad ke 16 M yang memuncak masa sultan iskandar muda dan sultan iskandar thani pada abad ke 17 M.hyal itu dikarenakan kegiatan para ulama dan pemikir keagamaan islam seperti Al-Jauhari,hamsah fansuri,Syamsuddin Al-Samatrani,Nuruddin Al-Rainiri,syeikh kuala,Atau Abdul Rauf Al-Singkili,dan lainnya.mereka membuat seni sastra islam kecuali dalam bahasa arab juga banyak dalam bahasa melayu yang menggunakan huruf jawi atau huruf arab tertentu yang diberi tanda-tanda tertentu seperti harakat seerta titik satu atau tiga di bawah dan di atasnya sesuai dengan fonem atau ucapan serta ejaan di dalam bahasa melayu.
               Demikian pokok-pokok pembicaraan kita mengenai seni sastra yang tumbuh dan berkembang karena kegiatan-kegiatan para ulama dan pemikir agama islam di nusantara yang terutama berpedoman pada Alqur’an dan hadist nabi muhammmad SAW.serta tradisi setempat.




2.seni bangunan
               Mesjid-mesjid agung atau raya yang berasal dari abad ke -18 masehi terdapat di berbagai ibukota kerajaan-kerajaan islam pada umumnya mempunyai ciri-ciri khas,yaitu
-          Denahnya berbentuk bujur sangkar atau persegi empat dan pejal atau masif
-          Atapnya bertumpang atau bersusun dua,tiga,lima,bahkan lebih.
-          Di bagian depan atau samping terdapat serambi
-          Halaman masjid dikelilingi tembok dengan sebuah atau tiga buah gerbang.
-          Diantara masjid-masjid itu di bagian depan atau samping terdapat kolam air.
               Keraton atau istana dari zaman-zaman kerajaan islam di indonesia termasuk seni bangun islam.keraton ialah suatu tempat  bukan hanya tempat kediaman raja tetapi sekaligus berfungsi sebagai tempat pusat pemerintahan.di ibukota-ibukota kerajaan islam terutama di jawa lokasi istana berada di jawa lokasi istana berada di sebelah selatan alun-alun menghadap ke utara.keraton di surakarta dan jogyakarta dari abad ke-18 M diapit oleh dua alun-alun,yaitu alun-alun utara (lor) dan alun-alun selatan (kidul).menarik perhatian bahwa kedua alun-alun tersebut  mempunyai fungsi yang berbeda.

---------


RESUME : Sejarah Afrika ( Mesir )

MESIR                                                           Nama : masriansyah

                                                                         NPM   : 3010075

1.1.Kehidupan sehari-hari                                  Kelas  : 3.D

Patung yang menggambarkan kegiatan masyarakat kecil Mesir Kuno.
     Sebagian besar masyarakat Mesir Kuno bekerja sebagai petani. Kediaman mereka terbuat dari tanah liat yang didesain untuk menjaga udara tetap dingin di siang hari. Setiap rumah memiliki dapur dengan atap terbuka. Di dapur itu biasanya terdapat batu giling untuk menggiling tepung dan oven kecil untuk membuat roti.Tembok dicat warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan hiasan berupa linen yang diberi warna. Lantai ditutupi dengan tikar buluh dilengkapi dengan furnitur sederhana untuk duduk dan tidur.
     Bangsa Mesir Kuno sangat menghargai penampilan dan kebersihan tubuh. Sebagian besar mandi di Sungai Nil dan menggunakan sabun yang terbuat dari lemAK binatang dan kapur. Laki-laki bercukur untuk menjaga kebersihan, menggunakan minyak wangi dan salep untuk mengharumkan dan menyegarkan kulit. Pakaian dibuat dengan linen sederhana yang diberi warna putih, baik wanita maupun pria di kelas yang lebih elit menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik. Anak-anak tidak mengenakan pakaian hingga mereka dianggap dewasa, pada usia sekitar 12 tahun, dan pada usia ini laki-laki disunat dan dicukur. Ibu bertanggung jawab menjaga anaknya, sementara sang ayah bertugas mencari nafkah.
     Musik dan tarian menjadi hiburan yang paling populer bagi mereka yang mampu membayar untuk melihatnya. Instrumen yang digunakan antara lain seruling dan harpa, juga instrumen yang mirip terompet juga digunakan. Pada masa Kerajaan Baru, bangsa Mesir memainkan bel, simbal, tamborine, dan drum serta mengimpor kecapi dan lira dari Asia. Mereka juga menggunakan sistrum, instrumen musik yang biasa digunakan dalam upacara keagamaan.
     Bangsa Mesir Kuno mengenal berbagai macam hiburan, permainan dan musik, salah satunya adalah Senet, permainan papan yang bidaknya digerakkan dalam urutan acak. Selain itu mereka juga mengenal mehen. Juggling dan permainan menggunakan bola juga sering dimainkan anak-anak, juga permainan gulat sebagaimana digambarkan dalam makam Beni Hasan. Orang-orang kaya di Mesir Kuno juga gemar berburu dan berlayar untuk hiburan Masakan.

1.2.Masakan Mesir
      Masakan Mesir cenderung tidak berubah selama berabad-abad; Masakan Mesir modern memiliki banyak persamaan dengan Masakan Mesir Kuno. Makanan sehari-hari biasanya mengandung roti dan bir, dengan lauk berupa sayuran seperti bawang merah dan bawang putih, serta buah-buahan berbentuk biji dan ara. Wine dan daging biasanya hanya disajikan pada perayaan tertentu, kecuali di kalangan orang kaya yang lebih sering menyantapnya. Ikan, daging, dan unggas dapat diasinkan atau dikeringkan, serta direbus atau dibakar.

1.3.Arsitektur

Arsitektur Mesir Kuno


Kuil Edfu adalah salah satu hasil karya arsitektur bangsa Mesir Kuno.
     Karya arsitektur bangsa Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain: Piramida Giza dan kuil di Thebes. Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk tujuan religius, sebagai bentuk peringatan, maupun untuk menunjukkan kekuasaan firaun. Bangsa Mesir Kuno mampu membangun struktur batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.
     Kediaman baik untuk kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari bahan yang mudah hancur seperti batu bata dan kayu, karenanya tidak ada satu pun yang terisa saat ini. Kaum tani tinggal di rumah sederhana, di sisi lain, rumah kaum elit memiliki struktur yang rumit. Beberapa istana Kerajaan Baru yang tersisa, seperti yang terletak di Malkata dan Amarna, menunjukkan tembok dan lantai yang dipenuhi hiasan dengan gambar pemandangan yang indah. Struktur penting seperti kuil atau makam dibuat dengan batu agar dapat bertahan lama.
     Kuil-kuil tertua yang tersisa, seperti yang terletak di Giza, terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan lembaran atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru, arsitek menambahkan pilon, halaman terbuka, dan ruangan hypostyle gaya ini bertahan hingga periode Yunani-Romawi.Arsitektur makam tertua yang berhasil ditemukan adalah mastaba, struktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata. Struktur ini biasanya dibangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat.



1.4.Seni


     
Seni Mesir Kuno
      Bangsa Mesir Kuno memproduksi seni untuk berbagai tujuan. Selama 3500 tahun, seniman mengikuti bentuk artistik dan ikonografi yang dikembangkan pada masa Kerajaan Lama. Aliran ini memiliki prinsip-prinsip ketat yang harus diikuti, mengakibatkan bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan terpengaruh aliran lain.Standar artistik—garis-garis sederhana, bentuk, dan area warna yang datar dikombinasikan dengan karakteristik figure yang tidak memiliki kedalaman spasial—menciptakan rasa keteraturan dan keseimbangan dalam komposisinya. Perpaduan antara teks dan gambar terjalin dengan indah baik di tembok makam dan kuil, peti mati, maupun patung.
       Seniman Mesir Kuno dapat menggunakan batu dan kayu sebagai bahan dasar untuk memahat. Cat didapatkan dari mineral seperti bijih besi (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau), jelaga atau arang (hitam), dan batu kapur (putih). Cat dapat dicampur dengan gum arab sebagai pengikat dan ditekan (press), disimpan untuk kemudian diberi air ketika hendak digunakan. Firaun menggunakan relief untuk mencatat kemenangan di pertempuran, dekrit kerajaan, atau peristiwa religius. Di masa Kerajaan Pertengahan, model kayu atau tanah liat yang menggambarkan kehidupan sehari-hari menjadi populer untuk ditambahkan di makam. Sebagai usaha menduplikasi aktivitas hidup di kehidupan setelah kematian, model ini diberi bentuk buruh, rumah, perahu, bahkan formasi militer.
     Meskipun bentuknya hampir homogen, pada waktu tertentu gaya karya seni Mesir Kuno terkadang mengikuti perubahan kultural atau perilaku politik. Setelah invasi Hykos di Periode Pertengahan Kedua, seni dengan gaya Minoa ditemukan di Avaris.Salah satu contoh perubahan gaya akibat adanya perubahan politik yang menonjol adalah bentuk artistik yang dibuat pada masa Amarna: patung-patung disesuaikan dengan gaya pemikiran religius Akhenaten. Gaya ini, yang dikenal sebagai seni Amarna, langsung diganti dan dibuah ke bentuk tradisional setelah kematian Akhenaten.






 1.5. Agama dan kepercayaan

.
     Kepercayaan terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian dipegang secara turun temurun. Kuil-kuil diisi oleh dewa-dewa yang memiliki kekuatan supernatural dan menjadi tempat untuk meminta perlindungan, namun dewa-dewa tidak selalu dilihat sebagai sosok yang baik; orang mesir percaya dewa-dewa perlu diberi sesajen agar tidak mengeluarkan amarah. Struktur ini dapat berubah, tergantung siapa yang berkuasa ketika itu.
Patung Ka dipercaya dapat menjadi tempat bersemayam bagi mereka yang telah meninggal.
     Dewa-dewa disembah dalam sebuah kuil yang dikelola oleh seorang imam. Di bagian tengah kuil biasanya terdapat patung dewa. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk publik, dan hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk disembah oleh masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di rumah masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari marabahaya. Setelah Kerajaan Baru, peran firaun sebagai perantara spiritual mulai berkurang seiring dengan munculnya kebiasaan untuk memuja langsung tuhan, tanpa perantara. Di sisi lain, para imam mengembangkan sistem ramalan (oracle) untuk mengkomunikasikan langsung keinginan dewa kepada masyarakat.

      Masyarakat mesir percaya bahwa setiap manusia terdiri dari bagian fisik dan spiritual. Selain badan, manusia juga memiliki šwt (bayangan), ba (kepribadian atau jiwa), ka (nyawa), dan nama. Jantung dipercaya sebagai pusat dari pikiran dan emosi. Setelah kematian, aspek spiritual akan lepas dari tubuh dan dapat bergerak sesuka hati, namun mereka membutuhkan tubuh fisik mereka (atau dapat digantikan dengan patung) sebagai tempat untuk pulang. Tujuan utama mereka yang meninggal adalah menyatukan kembali ka dan ba dan menjadi "arwah yang diberkahi." Untuk mencapai kondisi itu, mereka yang mati akan diadili, jantung akan ditimbang dengan "bulu kejujuran." Jika pahalanya cukup, sang arwah diperbolehkan tetap tinggal di bumi dalam bentuk spiritual.










      Makam firaun dipenuhi oleh harta karun dalam jumlah yang sangat besar, salah satunya adalah topeng emas dari mumi Tutankhamun.Adat pemakamanOrang Mesir Kuno mempertahankan seperangkat adat pemakaman yang diyakini sebagai kebutuhan untuk menjamin keabadian setelah kematian. Berbagai kegiatan dalam adat ini adalah : proses mengawetkan tubuh melalui mumifikasi, upacara pemakaman, dan penguburan mayat bersama barang-barang yang akan digunakan oleh almarhum di akhirat. Sebelum periode Kerajaan Lama, tubuh mayat dimakamkan di dalam lubang gurun, cara ini secara alami akan mengawetkan tubuh mayat melalui proses pengeringan. Kegersangan dan kondisi gurun telah menjadi keuntungan sepanjang sejarah Mesir Kuno bagi kaum miskin yang tidak mampu mempersiapkan pemakaman sebagaimana halnya orang kaya. Orang kaya mulai menguburkan orang mati di kuburan batu, akibatnya mereka memanfaatkan mumifikasi buatan, yaitu dengan mencabut organ internal, membungkus tubuh menggunakan kain, dan meletakkan mayat ke dalam sarkofagus berupa batu empat persegi panjang atau peti kayu. Pada permulaan dinasti keempat, beberapa bagian tubuh mulai diawetkan secara terpisah dalam toples kanopik.


     Anubis adalah dewa pada zaman mesir kuno yang dikaitkan dengan mumifikasi dan ritual pemakaman. Pada gambar ini ia sedang mendatangi seorang mumi.

     Pada periode Kerajaan Baru, orang Mesir Kuno telah menyempurnakan seni mumifikasi. Teknik terbaik pengawetan mumi memakan waktu kurang lebih 70 hari lamanya, selama waktu tersebut secara bertahap dilakukan proses pengeluaran organ internal, pengeluaran otak melalui hidung, dan pengeringan tubuh menggunakan campuran garam yang disebut natron. Selanjutnya tubuh dibungkus menggunakan kain, pada setiap lapisan kain tersebut disisipkan jimat pelindung, mayat kemudian diletakkan pada peti mati yang disebut antropoid. Mumi periode akhir diletakkan pada laci besar cartonnage yang telah dicat. Praktik pengawetan mayat asli mulai menurun sejak zaman Ptolemeus dan Romawi, pada zaman ini masyarakat mesir kuno lebih menitikberatkan pada tampilan luar mumi.

      Orang kaya Mesir dikuburkan dengan jumlah barang mewah yang lebih banyak. Tradisi penguburan barang mewah dan barang-barang sebagai bekal almarhum juga berlaku pada semua masyarakat tanpa memandang status sosial. Pada permulaan Kerajaan Baru, buku kematian ikut disertakan di kuburan, bersamaan dengan patung shabti yang dipercaya akan membantu pekerjaan mereka di akhirat.Setelah pemakaman, kerabat yang masih hidup diharapkan untuk sesekali membawa makanan ke makam dan mengucapkan doa atas nama almarhum.


---------------------

RESUME : Supervisi pendidikan

SUPERVISI PENDIDIKAN

Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini (Suharsimi Arikunto,2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi merupaka bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiaan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bersangkutan.
Pengertian Supervisi
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
 Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.
Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan  supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
Menurut Kimball Wiles (1967)Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”.
Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Dari uraian definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami para pakar menguraikan defenisi supervisi dari  tinjauan yg berbeda-beda.God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar, Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik. Ross L memandang supervise sebagai pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan Purwanto (1987) memandangkan sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Inspeksi : inspectie (belanda) yang artinya memeriksa  dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1.Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2. Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3. Judging : mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4. Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5. Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkan Pengawasan adalah Melihat apa yg positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah pembinaannya
Orang yang melakukan supervise disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas ditingkatkan kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.
Mulyasa (2006) supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.
Tujuan dan sasaran Supervisi
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990).
Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil  tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar .
 secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan yaitu
A. Meningkatkan mutu kinerja guru
1.  Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
2.  Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.
3.  Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
5. Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
6. Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
7. Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
B. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
C. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
D. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
E. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah  peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi:
1. Supervisi Akademik
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2. Supervisi Administrasi
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga
Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.
Prinsip-prinsip Supervisi
Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :
1. Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.
2. Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
3. Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
4. Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
5. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan atas hubungan pribadi.
6. Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.
7.  Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah
 Prinsip-prinsip Supervisi
  1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
  2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
  3.  Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
  4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
  5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
  6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975)    prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut; (a) supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif, (b) supervisi harus kreatif dan konstruktif, (c) supervisi harus ”scientific” dan efektif, (d) supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru, (e) supervisi harus berdasarkan kenyataan, (f) supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan “self evaluation
Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari para supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor-guru, maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.
Fungsi Supervisi
1.      Fungsi Meningkatkan Mutu PembelajaranRuang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
2.      Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan PembelajaranLebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi
3.      Fungsi Membina dan Memimpin
Tipe-tipe Supervisi
1.            Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.

2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
3. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
  1. Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.
  1. Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
Jenis teknik Supevisi
wyn dalam Sahertian dan Mataheru (1986) menyebutkan teknik supervisi terdiri dari individual deviation (bersifat individual) dan group devices (bersifat kelompok). Teknik supervisi yang bersifat individual antara lain; kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri. Sedangkan teknik yang bersifat kelompok diantara adalah;  panel of forum discussion,curriculum laboratry, directed reading, demonstration teaching,  professional libraries, supervisory bulletin, teacher meeting, professional oraganization, workshop of group work.
Evan dan Neagly (1980) menyebutkan teknik supervisi terdiri dari; individual techniques (teknik perorangan) dan group techniques (teknik kelompok). Individual techniques terdiri atas; assignment of teachers, classroom visitation and observation, classroom experimentation, colleges course, conference (individual), demonstration teaching, evaluation, proffesional reading, professional writing, supervisory bulletins, informal contacts. Sedangkan yang termasuk teknik kelompok (group techniques) diantaranya adalah; orientation of new teacher, development of professional libraries, visiting other teachers, coordinating of student teacing.
A.Teknik perseorangan .
 1. Mengadakan kunjungan kelas (Classroom visitation) Yang dimaksud adalah kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru yang sedang mengajar atau ketika kelas sedang kosong.
2.  Mengadakan observasi kelas (Classroom Observation) Kunjungan ke sebuah kelas untuk mencermati      situasi/peristiwa yang sedang berlangsung di dalam kelas.
3.  Mengadakan wawancara :  dilakukan apabila supervisor menghendaki jawaban dari individu tertentu.
B. Teknik kelompok
1. Mengadakan pertemuan/rapat (meeting ) Dalam kegiatan ini Supervisor dapat memberikan pengarahan ( directing ), pengkoordinasian ( coordinating ) dan mengkomunikasikan ( comunicating ) segala informasi kepada guru/staf .
2. Mengadakan diskusi kelompok ( group discusion )
3. Mengadakan penataran (in service training)
4. Seminar
Mekanisme Pelaksanaan Supervisi
1.Tahap penysunan program supervisi.
            Program tersebut meliputi program tahunan dan     program semester ( terlampir )
2. Tahap persiapan, yang perlu dipersiapkan ;
a) Format/instrumen supervisi.
b) Materi pembinaan/supervisi.
c) Buku catatan .
d) data supervisi/pembinaan sebelumnya.
3. Tahap pelaksanaan : diarahkan pada sasaran yang  telah ditetapkan .
4. Tahap tindak lanjut.
    Merupakan pembinaan dan perbaikan dari hasil  temuan pada saat supervisi.
MELAKSANAKAN SUPERVISI PEMBELAJARAN
A. Observasi kelas
observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran Karen dapat melihat kegiatan guru, murid dan masalah yang timbul.
1. perancanaan
Kepala sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau tahunan. Program tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah guru yang perlu di observasi. Ada tiga macam observasi yaitu dengan pemberitahuan, tanpa pemberitahuan, dan atas undangan.
2. mekanisme observasi
a. persiapan yang diperhatikan :
- guru diberi tahu kepala sekolah bahwa kepala sekolah akan mengadakan observasi
- kesepakatan kepala sekolah dan guru tolak ukur tentang apa yang dioservasi
b. sikap observasi didalam kelas
- memberikan salam kepada guru yang mengajar
- mencari tempat duduk yang tidak mencolok
- tidak boleh menegur kesalahan guru di dalam kelas
- mencatat setiap kegiatan
- bila ada memakai alat elektronika : tape recorder, kemera
- mempersiapkan isian berupa check list
c. membicarakan hasil observasi
hasil yang dicatat dibicarakan dengan guru, dan beberapa hal yang diperlu dikemukankan :
- kepala sekolah mempersiapkan (bisa bertanya pada nara sumber atau perpustakaan)
- waktu percakapan
- tempat percakapan
- sikap ramah simpatik tidak memborong percakapan
- percakapan hendaknya tidak keluar dari data observasi
- guru diberi kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat
- kelamahan guru hendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki kelemahan
- saran untuk perbaikan diberikan yang mudah dan praktis
- kesepakatan perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan.
d. laporan percakapan
- hasil pembicaraan didokumenkan menurut masing-masing guru yang telah diobservasi
9
- isi dokumen dimulai dari tanggal, tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan masalah dan saran-saran
B. Saling mengunjungi
Dalam kegiatan belajar mengajar sudah ada wadah dari kegiatan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pembelajaran guru-guru antara lain :
1. untuk tingkat SMP dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
2. untuk tingkat Sekolah Dasar adalah Pusat kegiatan guru (PKG)
C. Domonstrasi mengajar
Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek mengajar karena mengajar menurut Siswoyo (1997) sebagai seni dan filusuf. Menurut pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan disekolah bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran yang baik
D. Supervisi klinis
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Perbedaannya dengan supervisi yang lain adalah prosedur pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung diusahkan perbaikan kekurangan dan kelemahan tersebut.
Pelaksanaan supervisi klinis menurut la sulo (1987), mengemukakan ciri-ciri supervisi sebagai berikut :
1. bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.
2. ksepakatan antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang paling pointing (diskusi guru dengan supervisor)
3. instrument dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor
4. guru melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki. Bila perlu berlatih diluar sekolah
5. pelaksanaannya seperti dalam teknik observasi kelas
6. balikan diberikan dengan segera dan bersifat obyektif
7. guru hendaknya dapat menganalisa penampilannya
8. supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan
9. supervisor dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka
10. supervisor dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan keterampilan pembelajaran
E. Kaji tindak
Fokos utama kajia tindak adalah mendorong para prektisi untuk meneliti dan terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri. Hasil penelitiannya dipakai sendiri oleh peneliti dan orang lain yang membutuhkan
Menurut kemmi (1995), kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap yaitu : tahap perencanaan, tahap aksi atau pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, tahap evaluasi danrefleksi/umpan balik.
Laporan hasil penelitian kaji tindak terdiri dari :
  1. gagasan umum
  2. perumusan masalah
  3. perencanaan penelitian kaji tindak
  4. pelaksanaan penelitian kaji tindak
  5. monitoring
  6. evaluasi dan refleksi
  7. saran dan rekomendasi
PERANGKAT SUPERVISI
Salah satu perangkat yang digunakan dalam melaksankan supervisi ialah instrument observasi pembelajaran/check list terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian diharapkan indicator yang diamati untuk setiap unsure yang diamati, antara lain
  1. Persiapan dan aperisepsi
  2. Relevansi materi dengan tujuan instruksional
  3. Penguasaan materi
  4. Strategi
  5. Metode
  6. Manajemen kelas
  7. Pemberian metivasi kepada siswa
  8. Nada dan suara
  9. Penggunaan bahasa
  10. Gaya dan sikap perilaku